Jumat, 29 April 2016

Surat untuk Mantan

Dear Mantanku yang gemesin dan ngangenin,

apa kabarmu? semoga kau baik2 aja ya

bukan, aku ga bermaksud nyinyir dengan menulis surat ini.

aku menulis surat ini karena aku ingin berterima kasih padamu. aku ga tau apakah kamu bakal membaca surat ini. tapi aku berharap suatu saat, kamu menemukan surat ini secara tak sengaja saat lagi browsing2.

terus terang saja, aku ga bisa menyingkirkan semua pikiran negatif tentang dirimu. tapi aku tetap harus berterima kasih padamu terlepas dari semua yang telah terjadi. terima kasih karena kamu bersedia jadi pacarku. terima kasih karena kamu sudah menghiasi hari2ku selama 20 bulan. terima kasih karena kamu sudah memberikan aku kebahagiaan selama kita pacaran. terima kasih karena kamu telah mengajarkan aku banyak hal. membuat aku tau gimana rasanya dicintai.

dan aku juga ingin minta maaf. maafkan aku kalo selama pacaran aku pernah menyakitimu. maaf kalo selama pacaran aku ga bisa jadi kekasih yang sempurna. maafkan aku kalo setelah putus aku banyak menyampaikan kata2 yang menusuk hatimu. mungkin aku sampai hati seperti itu karena aku cemburu, karena aku masih sayang padamu. maafkan semua kesalahanku.

kudoakan semoga kau mendapatkan yang terbaik
semoga kamu bahagia
semoga kamu bisa mendapatkan apa yang kamu cita2kan


salam,
dari mantanmu yang tidak sempurna

Surat untuk Masa Depan

Untuk diriku di masa depan,

apa kabarmu disana? semoga kamu baik2 saja. semoga kamu sudah bisa mengatasi apa yang jadi ganjalanku saat ini. semoga kamu tidak memutuskan untuk menyerah dalam menjalani hidup sehingga dapat membaca surat ini. dan yang terpenting, semoga kamu sudah bahagia.

kadang aku tidak tahu apa yang Tuhan rencanakan. kita yang selama 20 tahun lebih tidak pernah merasakan yang namanya cinta, tidak pernah merasakan yang namanya pacaran, diberikan kesempatan merasakan semua perasaan cinta dalam 2 tahun saja. mulai dari perasaan deg2an saat pdkt, saat merasakan jatuh cinta, merasakan gimana takutnya kehilangan dia, merasakan putus cinta, patah hati, sampai merasa dikhianati dan ditipu.

jujur saja, aku yang sama sekali tidak berpengalaman rasanya tidak siap menghadapi itu semua. saat jatuh cinta, semuanya terasa begitu indah. tapi saat putus cinta, apalagi saat merasa dikhianati, semuanya terasa berat buatku. aku ingin marah, tapi tidak tahu harus marah kepada siapa. semuanya kulampiaskan kepada mantan kita yang dokter itu. saat aku menulis surat ini, sepertinya dia udah habis kesabaran ama kelakuanku yang terus menerus meneror kehidupannya. sungguh ironis mengingat apa yang sudah kita lalui selama pacaran.

apa kamu masih ingat saat kita pertama kali diperkenalkan saat di gereja dulu? aku masih ingat betul, saat itu salah seorang teman kita ngajakin ke gereja bareng karena katanya ada yang mau dikenalkan kepada kita. dan aku juga masih ingat betul saat teman kita itu sama sekali belum memberi kabar, padahal tinggal setengah jam sampai misa dimulai.

saat itu aku nyaris memutuskan untuk pergi ke gereja lain yang lebih dekat. tapi akhirnya tetep aja aku nekad berangkat ke gereja yang udah dijanjikan. dan disanalah akhirnya untuk pertama kalinya kita berkenalan ama mantan kita yang (saat itu) calon dokter. aku masih ingat betul pas pertama kali dikenalkan, aku dan dia ga banyak ngobrol. saat bertemu lagi keesokan harinya, barulah aku banyak ngobrol ama dia. dan memberanikan diri untuk minta pin BB nya.

proses pdkt butuh waktu hampir dua bulan. selama itu aku banyak tanya2 ke temen yang ngenalin ama mantan karena emang aku tidak berpengalaman ama cewe. hatiku bener2 berbunga2 saat akhirnya dia menyatakan mau jadi pacarku. aku senang karena ternyata setelah sekian puluh tahun ada juga cewe yang mau pacaran ama aku.

selama pacaran ama dia betul2 masa2 yang paling indah dalam hidupku. untuk pertama kalinya aku merasakan semuanya. untuk pertama kalinya aku tau gimana rasanya dicintai. tau gimana rasanya ciuman pertama. gimana rasanya perasaan jadi tenang saat memeluk dia. saat aku piknik bareng ama dia ke Jogja dan Borobudur pada Desember 2014 itu bener2 masa2 paling indah dalam hidupku. ah, semuanya terlalu indah untuk ditulis disini.

pas udah jalan setahun dan dia masih belum mempertemukan aku dengan orang tuanya, saat itu aku mulai merasakan kejanggalan. memang dia bukan orang asli semarang, orang tuanya tinggal di ibukota yang jaraknya cukup jauh dari semarang. tapi biar bagaimanapun juga, kalo udah setahun pacaran dia belum juga ngenalin aku ke ortunya, tentu jadi tanda tanya. aku masih ingat saat beberapa teman berusaha memperingatkan aku. mereka khawatir kalo dia ga serius ama aku. kahwatir kalo aku dijadiin pacar cuman buat nemenin dia selama dia kuliah di semarang. tapi aku mengabaikan peringatan mereka semua, meski aku udah merasakan kejanggalan. aku saat itu masih mencintai dia. aku takut kehilangan dia.

dan ternyata apa yang ditakutkan temen2ku jadi kenyataan. dia akhirnya mengakui kalo kedua orang tuanya ga menyetujui hubunganku dengan dia. saat dia menceritakan itu semua, pikiranku jadi kosong. aku bener2 shock dan ga tau harus ngomong apa. saat itu dia juga bilang ga mau putus dari aku. dia bilang kalo dia bener2 sayang ama aku. sambil nangis. aku yang emang ga mau kehilangan dia, ditambah aku yang paling ga tahan liat perempuan menangis, akhirnya memutuskan untuk tetap melanjutkan hubungan dengannya.

dan kemudian saat itupun tiba. saat2 kelulusannya. saat2 dia mengucapkan sumpah dokter. aku yang tau kalo dia bakal balik Jakarta, menanyakan kelanjutan hubunganku dengan dia. saat itu dia cuman menangis dan bilang ga bisa menjawab pertanyaanku. pas hari terakhirnya di semarang, barulah dia memberikan jawabannya. akhirnya aku dan dia memutuskan untuk tidak melanjutkan hubungan karena kedua orang tuanya ga setuju. aku masih ingat betul, saat putus itu dia dua kali menanyakan pertanyaan yang sama.

"kamu tau kan kalo aku bener2 sayang ke kamu?"
dan aku bilang iya, karena saat itu aku merasa dia bener2 mencintaiku.

sebulan pertama setelah putus bener2 saat2 yang paling berat dalam hidupku. aku merasa dunia sungguh tidak adil. aku dan dia yang sesungguhnya masih saling mencintai harus berpisah karena orang tuanya tidak menyetujui hubunganku dengan dia. aku bener2 kehilangan semangat hidup. entah berapa kali aku kepikiran untuk menyerah saja. untuk pertama kalinya aku merasakan apa yang namanya putus cinta.

sebulan setelah putus, aku tau kalo dia udah jalan ama cowo lain. dia update2 di pathnya lagi jalan kemana aja ama cowo barunya. dia posting kata2 mesra buat cowo barunya. apa dia tidak tau kalo aku masih jadi kontak di path nya? apa dia tidak tau kalo aku masih mencintainya? apa dia tidak sadar dengan posting yang seperti itu dia membuat hatiku hancur berkeping2? penuh kemarahan, aku mempertanyakan semuanya kepada dia. dan dia bilang kalo cowo barunya itu cuman teman.

tapi yang namanya bangkai mau disimpan serapat apapun akan tercium baunya. aku yang saat itu udah unfoll pathnya, malah dikasih tau kalo mantanku ternyata udah 1 month anniv ama cowo barunya. yang artinya dia udah pacaran lagi hanya sebulan setelah putus dariku! semua pikiran negatif langsung muncul dipikiranku. apa benar dia pacaran denganku hanya untuk dijadikan teman selama di semarang? apakah selama pacaran itu dia bener2 sayang ama aku? kalo emang sayang ama aku, kenapa hanya sebulan setelah putus dia dengan mudahnya pacaran ama orang lain?

hatiku bener2 hancur sampai ke tahap dimana rasanya sudah tidak mungkin diperbaiki lagi.

semua pertanyaan2 di dalam pikiranku kutanyakan langsung ke dia. tentu saja dia menyangkal semua tuduhan2ku. sampai detik ini, aku sendiri tidak tahu apakah semua dugaanku itu benar. hanya Tuhan dan dirinya sendiri lah yang tau apa tujuan dia pacaran denganku, apakah bener2 sayang ataukah memang hanya untuk main2.

aku bukan orang suci yang bisa selalu berpikiran positif. sampai sekarangpun aku masih berpikiran negatif ke mantan kita yang satu itu. perasaan marah, kecewa, sakit hati campur aduk jadi satu. dan aku tidak tahu harus melampiaskan kepada siapa. diriku ini rasanya bener2 mau meledak. satu pertanyaan terbesarku. kalo memang dia bener2 sayang kepadaku, apakah semudah itu dia berpaling? apakah dalam waktu sesingkat itukah dia bisa menjalin hubungan dengan cowo lain? sebuah pertanyaan yang mungkin sampai matipun aku tidak akan mendapatkan jawabannya.

untuk diriku dimasa depan, semoga saat kau membaca surat ini, semua luka hatimu sudah sembuh. semoga saat kau membaca surat ini dirimu sudah menemukan wanita yang mencintai dan mau menerimamu apa adanya. wanita yang bersedia menemanimu sehidup semati. dan semoga kau sudah bisa mengikhlaskan apa yang terjadi pada dirimu dimasa lalu.

aku tidak tau kenapa Tuhan memberikan semua cobaan ini untuk kita dengan bertubi2. tapi semoga kau bisa mengambil hikmah dari semua yang telah terjadi. karena aku yang sekarang belum bisa melakukan itu. aku yang sekarang masih dipenuhi amarah, sakit hati, dan kecewa yang teramat besar. semoga kamu bisa jadi manusia yang lebih baik daripada aku yang sekarang.

ah, story of our life


salam,
dari dirimu dimasa lalu

Rabu, 13 April 2016

Jangan Tinggalkan Kebahagiaanmu demi Pasangan

udah lama ya gue ga nulis blog. ya maklum aja, gue lagi sibuk ama kegiatan2 baru (tapi lama) gue. satu lagi pelajaran yang bisa gue ambil hikmahnya dari kejadian kemaren. jangan letakkan kebahagianmu di pasangan. karena kalo pasanganmu pergi, kebahagiaanmu ikut pergi. itu yang terjadi ama gue. gue udah dikasih wejangan ini sejak pdkt ama mantan dulu. tapi tetep aja tanpa sadar gue meletakkan kebahagiaan gue di pasangan. padahal gue udah tau teorinya, tapi ternyata susah buat praktekinnya

sering banget gue kasih nasehat ini ke temen2 gue.
tapi pada kenyataannya gue sendiri ga bisa menjalankannya

gue kasih contoh dari pengalaman pribadi gue ya, biar gampang dimengerti. setelah putus, gue merasa depresi berat. kondisi gue bener2 menyedihkan. apalagi pas tau kalo si mantan udah jalan ama cowo barunya hanya sebulan sejak putus. wah, hati ini rasanya hancur berkeping2. sakit banget rasanya.

setelah 2 bulan (lama banget yak sadarnya) gue mulai merenung. perasaan dulu pas masih single gue fine2 aja. gue bahagia ama hidup gue. kenapa sekarang pas balik lagi jadi single gue ga bisa seperti dulu lagi? ternyata jawabannya sangat mudah.karena selama pacaran gue udah meninggalkan sumber2 kebahagiaan gue demi pasangan.

ambil satu contoh, gue dulu rutin banget main futsal. minimal seminggu sekali gue futsal.nah, sejak pacaran, perlahan2 gue mulai jarang futsal. sampe akhirnya bener2 ga pernah futsal sama sekali. gue lebih milih menghabiskan waktu ama pasangan daripada main futsal bareng temen2 gue. baru kemaren akhirnya gue mencoba futsal lagi, karena diajak temen futsal gue dulu. dan gue jadi inget lagi betapa menyenangkannya main futsal itu...

itu baru satu contoh...kalo dijabarkan, masih ada banyak kebahagiaan2 gue pas single yang gue tinggalkan demi pasangan. dan itu gue lakukan secara tidak sadar. jadi buat kalian yang saat ini masih pacaran, inget ya jangan meletakkan kebahagiaanmu di pasangan. mending kalo pasangan kalian akhirnya berlanjut ke jenjang pernikahan. lha kalo putus ditengah jalan? ya kebahagiaan kalian ikut pergi.

ah, story of my life

Senin, 04 April 2016

Berpikiran Positif

Hari ini gue ga terlalu minat menulis sih. jadi kali ini bahasan gue ga akan sepanjang biasanya. seperti yang sempet gue tulis kemaren, belakangan gue selalu berpikiran negatif. seolah masa depan semuanya suram buat gue.

berbagai cara udah gue lakuin buat ngilangin pikiran2 negatif gue itu. termasuk curhat ke temen2 gue. dan emang itu semua cukup membantu. banyak banget saran2 positif dari temen2 gue yang bikin gue jadi postitif lagi.

hanya saja masalahnya, tiap kali gue bangun tidur keesokan harinya, gue selalu merasakan kesedihan yang sama. hal ini terjadi terus berulang2. entah sampai kapan. masa iya gue mesti terus2an curhat tiap hari ke temen2?

udah ah, mau nulis gitu aja....lagi ga mood

btw kemaren temen gue ada yang merrid. kebetulan temen gue ini jadiannya terpaut 4 bulan lebih awal dibanding gue. emang beda ya kalo cowo-cewe nya sama2 serius membina hubungan. akhirnya bisa berlanjut ke pelaminan. kalo cuman satu pihak doang yang serius ya jadinya bubar deh

ah, story of my life

Minggu, 03 April 2016

Cinta itu Plihan atau Perasaan?

Ada pertanyaan yang menggelitik. sebenernya cinta itu pilihan (choice) ato perasaan (feeling)? ada yang bilang kalo cuman perasaan, akan hilang dengan sendirinya seiring berjalannya waktu.makanya ada jargon "rasa yang dulu pernah ada" kan. sementara kalo pilihan, maka semua bergantung pada komitmen masing2.

Sabtu, 02 April 2016

Nethink

Seperti yang pernah gue bahas sebelumnya, sekarang gue beda dengan dulu. kalo dulu gue gampang banget berpikiran positif dan optimis, belakangan gue selalu negative thinking alias nethink mulu.yah, dengan apa yang gue alamin belakangan ini, bohong banget kalo bilang gue ga depresi. harus gue akuin gue ini kayaknya depresi berat. kayaknya malah bentar lagi gue bakal jadi gila.

sering kali gue bertanya2, selama pacaran 20 bulan itu apakah mantan beneran sayang ke gue. ataukah cuman main2 dan ga ada niatan buat serius ama gue. jangan2 doi macarin gue cuman buat temen jalan aja selama doi kuliah di perantauan. soalnya pas banget putusnya bertepatan ama kelarnya kuliah doi. gue jadi inget kata2 doi pas awal jadian dulu. dia bilang kalo pacaran ga ada niatan serius. omongan yang sayangnya ga terlalu gue tanggepin karena gue kira maksudnya dia pengen nyelesaiin kuliahnya dulu.

temen2 gue udah beberapa kali ngingetin. mereka kuatir kalo gue cuman dipermainkan doang. cuman buat TTM selama doi kuliah disini.dan lagi2 peringatan mereka ga gue tanggepin. gue bener2 dibutain ama cinta.

pas kita putus, mantan sempet tanya gini ke gue "ko, kamu tau kan kalo aku bener2 sayang ama kamu?" dan waktu itu gue jawab iya. ya karena waktu itu gue beneran merasa kalo doi emang sayang ke gue. tapi kalo sayang kok semudah itu melepas gue ya? sebulan kemudian gue menyesali jawaban gue itu. baru sebulan putus dia udah jalan berdua ama cowo baru. BARU SEBULAN UDAH JALAN BERDUA AMA COWO BARU MEN! BERDUA! bukan rame2 ama temen2nya. TAPI CUMAN BERDUA! hebat banget kan?

gue masih inget banget pas pertama kali dia cerita kalo ortunya ga setuju ama hubungan kita. dia nangis2 mohon ga mau diputus. ternyata ini maksud semuanya, dia baru mau putus setelah balik ke kota asalnya...abis lulus dia tinggalin gue dan cari cowo baru disana. itu yang gue rasain. gue bener2 merasa dikhianati. gue merasa bodoh banget dulu setulus hati mencintai dia, mengorbankan waktu gue buat dia. ternyata semudah itu dia berpaling ke cowo lain.

pikiran2 lain yang menghantui gue, kalo sejak awal gue ga pacaran ama doi mungkin sekarang lain ceritanya. mungkin gue bakal menemukan wanita lain yang serius ama gue, yang ga cuman main2. mungkin gue udah menikah. ya memang ga ada jaminan itu bakal terjadi, tapi siapa tau kan? temen gue yang jadiannya terpaut dikit ama gue dulu aja hari ini bakal melangsungkan pernikahannya. ya karena cewenya dia serius ama dia, ga cuman pacaran buat main2.

jujur aja dengan umur gue sekarang, rasanya bakal susah menemukan wanita yang mau jadi pasangan hidup gue. mungkin yang mau ama gue ya cuman wanita yang maunya pacaran main2, kayak mantan gue itu..

pikiran2 negatif itu selalu berputar2 di kepala gue. ga mau menghilang entah kenapa.
jujur gue pengen bahagiain ortu, salah satunya dengan menikah dan memberikan cucu buat mereka
tapi untuk saat ini, semua itu hanya angan2

mungkin gue bahkan ga akan pernah merasakan yang namanya menikah
ga akan pernah merasakan gimana rasanya jadi ayah
semuanya gara2 gue salah mengambil keputusan dalam hidup gue

Jumat, 01 April 2016

One Step Forward

hari ini tadi gue konsultasi lagi ama temen. karena terus terang perasaan gue masih kacau balau. nah, temen gue ini sosok orang yang kalo ngomong langsung to the point, blak2an tanpa tedeng aling2. terus terang aja buat curhat, gue paling suka ama orang model kayak gini. soalnya kita jadi tau apa aja kesalahan kita, dan harus bagaimana buat kedepannya